Headlines News :

Sarjana Kehutanan Dituntut Perbaiki Hutan

Rabu, 04 Juni 2014

Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan mengatakan, tenaga ahli kehutanan berkontribusi mengurai persoalan-persoalan kehutanan. Sebab, menurutnya, masih banyak kawasan hutan dalam kondisi rusak dan rakyat yang berada di dalam dan di sekitar kawasan hutan masih miskin.
“Ini dua hal yang menjadi tantangan besar kita. Bagaimana kita dapat memperbaiki kondisi hutan yang rusak sekaligus meningkatkan ekonomi rakyat,” kata Menhut pada saat pelantikan DPP dan DKP Persatuan Sarjana Kehutanan Indonesia (Persaki). Padahal, berbagai kebijakan dan program pro rakyat telah digulirkan oleh Kementerian Kehutanan seperti, Hutan Kemasyarakatan (HKm), Hutan Tanaman Rakyat (HTR), Hutan Desa (HD), dan Hutan Kemitraan. Ditengarai, karena kapasitas masyarakat dalam mengelola hutan kurang profesional, menyebabkan program-program tersebut kurang berjalan maksimal.
Sarjana kehutanan didorong terlibat aktif bekerja membangun hutan. “Tidak sekadar menjadi pengamat, mereka diminta merumuskan pemikiran, strategi, dan program dalam menjabarkan pembangunan khususnya di bidang kehutanan,” papar Zulkifli. Zulkifli menambahkan, ini tantangan bagi kita, termasuk Persaki dan berharap Persaki dapat membantu pemerintah dalam memberdayakan para pemegang izin HKm, HTR, dan Hutan Desa supaya mampu mengelola dan mengusahakan hutan dengan baik sesuai fungsinya.

Menhut menjelaskan, dari hitung-hitungan di atas kertas, usaha di bidang kehutanan sangat menguntungkan. Dari usaha penanaman jabon, Albizia, jati unggul Nusantara, memperlihatkan usaha ini sangat menjanjikan. Hanya permasalahannya, selalu mempertanyakan di mana usaha ini bisa dilakukan.
Kemenhut telah membuka kebijakan pro rakyat dengan pemberian izin untuk pemanfaatan HKm, HTR, dan HD. Itu merupaka lahan-lahan yang dapat dikelola masyarakat sekitar hutan. “Dan secara teknis dapat dbantu dan didampingi sarjana kehutanan yang ahli di bidang kehutanan,” paparnya.
Dengan dukungan sarjana kehutanan yang turun ke lapangan bekerja bersama dengan masyarakat, Menhut meyakini lahan-lahan yang rusak itu akan segera terpulihkan, dan masyarakat miskin sekitar hutan akan segera teratasi dalam 5-10 tahun mendatang. “Untuk mewujudkan ini hanya satu hal yang dibutuhkan, dedikasi saudara (sarjana kehutanan) bekerja keras di lapangan untuk mencerdaskan rakyat miskin,” ucap Menhut.
Zulkifli menambahkan, tantangan kehutanan ke depan bakal makin berat. Seperti, tuntutan pertumbuhan ekonomi, permasalahan sosial, konflik lahan, kebakaran hutan, illegal logging, dan perubahan iklim. Persoalan itu tak bisa diselesaikan secara parsial, dan perku dicarikan solusi yang pas agar terpecahkan secara komprehensif. “Memang tidak mudah, oleh karenanya saya butuh dukungan para pihak, termasuk dari Persaki,” katanya. bantolo
Sumber : Majalah Agrofarm : http://www.agrofarm.co.id/read/rendevouz/325/
Share this article :

0 comments:

Ayo Berikan Kometarmu

Tuliskan yang ada dalam pikiranmu !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Blog Fakultas Kehutanan Instiper Yogyakarta - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website
Proudly powered by Blogger