Headlines News :

Pendahuluan Perekatan Kayu

Jumat, 11 Juli 2014

Pendahuluan Perekatan Kayu Instiper

Download Perekatan Kayu Instiper

Nilai tambah Industri untuk Indonesia
Terkait revitalisasi dan penumbuhan industri hasil hutan, kebijakan pemerintah saat ini diarahkan kepada dua hal:

  • peningkatan nilai tambah produk 
  • peningkatan nilai tambah produk 

Download Pendahuluan Perekatan Kayu melalui link di atas untuk melihat isi dari materi lebih lanjut.

Petunjuk Praktikum Perekatan Kayu 2014

Senin, 07 Juli 2014

Pengetahuan mahasiswa terhadap mata kuliah Perekatan Kayu harus didukung dengan praktikum, baik bersifat studi pustaka maupun praktek laboratorium dan industri. Kegiatan praktikum sangat membantu mahasiswa dalam mengerti, memahami dan menguasai aspek Perekatan Kayu maupun aspek lain yang berhubungan.
Download Praktikum Petunjuk Praktikum Perekatan Kayu

Download Petunjuk Praktikum Perekatan Kayu selengkapnya melalui dua link di bawah ini:

A. Google Drive

Download Petunjuk Praktikum Perekatan Kayu 2014

Cara Download:
1. Klik Link Download di atas.
2. Pilih File
3. Download

B. Mediafire

Download Petunjuk Praktikum Perekatan Kayu 2014

Cara Download:
1. Link di atas langsung mengarahkan Anda pada file.

C. MyUploadBox



Catatan: Jika ada Link yang tidak bisa dibuka, harap menghubungi melalui Form Kontak yang tersedia.

Sarjana Kehutanan Dituntut Perbaiki Hutan

Rabu, 04 Juni 2014

Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan mengatakan, tenaga ahli kehutanan berkontribusi mengurai persoalan-persoalan kehutanan. Sebab, menurutnya, masih banyak kawasan hutan dalam kondisi rusak dan rakyat yang berada di dalam dan di sekitar kawasan hutan masih miskin.
“Ini dua hal yang menjadi tantangan besar kita. Bagaimana kita dapat memperbaiki kondisi hutan yang rusak sekaligus meningkatkan ekonomi rakyat,” kata Menhut pada saat pelantikan DPP dan DKP Persatuan Sarjana Kehutanan Indonesia (Persaki). Padahal, berbagai kebijakan dan program pro rakyat telah digulirkan oleh Kementerian Kehutanan seperti, Hutan Kemasyarakatan (HKm), Hutan Tanaman Rakyat (HTR), Hutan Desa (HD), dan Hutan Kemitraan. Ditengarai, karena kapasitas masyarakat dalam mengelola hutan kurang profesional, menyebabkan program-program tersebut kurang berjalan maksimal.
Sarjana kehutanan didorong terlibat aktif bekerja membangun hutan. “Tidak sekadar menjadi pengamat, mereka diminta merumuskan pemikiran, strategi, dan program dalam menjabarkan pembangunan khususnya di bidang kehutanan,” papar Zulkifli. Zulkifli menambahkan, ini tantangan bagi kita, termasuk Persaki dan berharap Persaki dapat membantu pemerintah dalam memberdayakan para pemegang izin HKm, HTR, dan Hutan Desa supaya mampu mengelola dan mengusahakan hutan dengan baik sesuai fungsinya.

Menhut menjelaskan, dari hitung-hitungan di atas kertas, usaha di bidang kehutanan sangat menguntungkan. Dari usaha penanaman jabon, Albizia, jati unggul Nusantara, memperlihatkan usaha ini sangat menjanjikan. Hanya permasalahannya, selalu mempertanyakan di mana usaha ini bisa dilakukan.
Kemenhut telah membuka kebijakan pro rakyat dengan pemberian izin untuk pemanfaatan HKm, HTR, dan HD. Itu merupaka lahan-lahan yang dapat dikelola masyarakat sekitar hutan. “Dan secara teknis dapat dbantu dan didampingi sarjana kehutanan yang ahli di bidang kehutanan,” paparnya.
Dengan dukungan sarjana kehutanan yang turun ke lapangan bekerja bersama dengan masyarakat, Menhut meyakini lahan-lahan yang rusak itu akan segera terpulihkan, dan masyarakat miskin sekitar hutan akan segera teratasi dalam 5-10 tahun mendatang. “Untuk mewujudkan ini hanya satu hal yang dibutuhkan, dedikasi saudara (sarjana kehutanan) bekerja keras di lapangan untuk mencerdaskan rakyat miskin,” ucap Menhut.
Zulkifli menambahkan, tantangan kehutanan ke depan bakal makin berat. Seperti, tuntutan pertumbuhan ekonomi, permasalahan sosial, konflik lahan, kebakaran hutan, illegal logging, dan perubahan iklim. Persoalan itu tak bisa diselesaikan secara parsial, dan perku dicarikan solusi yang pas agar terpecahkan secara komprehensif. “Memang tidak mudah, oleh karenanya saya butuh dukungan para pihak, termasuk dari Persaki,” katanya. bantolo
Sumber : Majalah Agrofarm : http://www.agrofarm.co.id/read/rendevouz/325/

Industri Kayu Kini Bergeser ke Jawa

Pulau Jawa masih menjadi wilayah favorit kalangan industri untuk mengembangkan bisnisnya. Salah satunya adalah industri kayu. Jika sebelumnya berbasis di luar Jawa, seperti Papua, Kalimantan, dan Sumatera, kini kegiatan industi ini bergerser ke pulau padat penduduk tersebut. Menurut Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, pengusaha kayu melirik Jawa karena ketersediaan baku, berupa kayu sengon, gabon, dan gamelina. Kayu-kayu yang biasa digunakan untuk pertukangan kini banyak dikembangkan di Jawa. “Hampir setiap kabupaten di Jawa Tengah dan Jawa Timur punya industri pengolahan kayu,” katanya, Selasa, 25 Maret 2014.
Industri Kayu Jawa

Masyarakat di Jawa kini banyak menanam sengon karena harganya di pasar internasional cukup menggiurkan. Di pasar Cina, kayu sengon dari Indonesia dihargai sampai Rp 4 juta per meter kubik. Sedangkan di tingkat petani, kayu sengon, gamelina, dan gabon dihargai Rp 1,2 juta per meter kubik. Setiap satu hektare lahan, kata Zulkifli, bisa ditanami sekitar seribu batang pohon sengon. Jumlah itu bisa menghasilkan sekitar 400 meter kubik kayu sengon. “Kalikan saja berapa yang bisa dihasilkan petani,” ucapnya. Menteri Zulkifli berharap minat menanam sengon yang sedang berkembang di Pulau Jawa bisa diikuti Kalimantan, Sumatera, dan Papua yang lahannya masih luas. “Bukan tidak mungkin Indonesia akan merajai industri kayu lagi,” ujarnya.
Namun data Asosiasi Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) menunjukkan nilai ekspor mebel nasional kalah jauh dibandingkan dengan Vietnam dan Cina. Pada 2013, ekspor mebel nasional hanya US$ 1,2 miliar, sedangkan Vietnam dan Cina melambung sampai US$ 4 miliar lebih. (baca: Asosiasi Mebel Tolak Rencana Ekspor Kayu Mentah) “Nilai ekspor mebel Jawa Tengah hanya US$ 550 juta. Bahkan Jepara sebagai sentra mebel saja kalah dari Semarang,” kata Anggoro Ratmodiputro, Ketua Asmindo Jawa Tengah. Menurut dia, kekalahan Indonesia dalam ekspor mebel nasional itu karena kurangnya kepedulian negara terhadap industri padat karya. 
Sumber : http://www.tempo.co/read/news/2014/03/26/090565397/

Lowongan Kehutanan Kalimantan Prima

Jumat, 09 Mei 2014

Lowongan Kehutanan Kalimantan Prima

A group of Companies which are located in East Kalimantan and North Kalimantan areas, are expanding its Wood-chips business. With Its total concession areas approx. 300.000 hectares of HTI, We are looking for potential candidates to join our fast-track program.

GRADUATE TRAINEE ( GT )

  • Fresh Graduate, Min. Bachelor degree in Forestry / agriculture/ Electrical/Mechanical / Civil Engineering / Accounting / Management, GPA Min. 2,7 out of 4.00 
  • Male / Female, max. 25 years old 
  • Willing to be trained in Riau, and re-assigned to East Kalimantan / North Kalimantan operation areas 
  • Passion in Forestry / Plantation / Mill – Manufacturing business operation

There are not many companies in which a person’s aspirations can truly take flight. In this group, we look for people who can soar. Interested potential candidates are welcomed to apply via email to :
abdul_azis@kalimantan-prima.com

PT AGRA BAREKSA

Jumat, 25 April 2014


PT ADINDO HUTANI LESTARI

LOWONGAN KERJA
Kami Perusahaan HTI yg berlokasi Bulungan, KTT, Malinau dan Nunukan 
1.            Mandor Lapangan
-      SLTA
-      Umur  19 – 35 tahun  
-      Sehat Jasmani Rohani
2.            Asisten  Planning ( survey&pemetaan)
-      S1 kehutanan,Geografi
3.            Asisten Plantation & Nursery
-      S1 Pertanian,Kehutanan
4.            Asisten Enviroment
-      S1 Tekhnik  Lingkungan
5.            Driver Loging Truck Hino
-      SIM BII Umum
-      Pengalaman Min 1 tahun
6.            Operator Backho Loader
-      Pengalaman Min 2 tahun
( Pengalaman  2,3,4 maks. 2 tahun
Lamaran dikirim ke :
JL. Kusuma Bangsa No.25 RT.04 RW.03 Kelurahan Lintas Ujung, Kecamatan Tarakan Timur, Tarakan 77126

PT Adindo Hutani Lestari Jl. Raja Pandita No.71 A Tanjung belimbing -  Malinau Telp. 0553 2022463  Email ahmad_harahap@ptadindo.com

                                    Malinau, 7 April 2014

                                                                         HRD

Karir Cerah Dalam Dunia Kehutanan

Selasa, 01 April 2014


Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) menenetukan arah pengembangan sektor kehutanan ke depan. SDM yang profesional diharapkan mengelola sektor ini sambil menjaga keutuhan sumberdaya hutan agar bisa dinikmati dalam jangka waktu yang panjang.

Kementerian Kehutanan (Kemenhut) tengah melakukan pemantapan kawasan hutan melalui pembentukan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH). Tujuannya agar ada kepastian untuk pengurusan, pengelolaan dan pemanfaat sumberdaya hutan yang baik. Saat ini telah ada 120 KPH yang perlu dikelola SDM. Sebanyak 600 unit KPH juga akan dibangun dalam jangka panjang. 

"Harapannya, tenaga-tenaga kehutanan baik tingkat menengah dan sarjana, tidak kehilangan lapangan kerja dan berharap bekerja di pemerintahan saja," kata Menteri Kehutanan (Menhut) Zulkifli Hasan saat mambuka Rapat Koordinasi Penyuluhan Kehutanan, Senin (3/3).

Berdasarkan perhitungan sementara, kebutuhan tenaga pengelola KPH saat ini mencapai 12.520 orang. Tahun lalu, Kemenhut telah menerima 120 orang sarjana kehutanan untuk ditugaskan ke lapangan. Bakti  Sarjana Kehutanan(Basarhut) Kemenhut ini akan bertugas di 53 KPH yang ada di seluruh Indonesia. 

Menhut mengataan tantangan terbesar dalam mengembangkan sektor ini yakni, bagaimana menciptakan lapangan kerja tanpa harus merusak sumberdaya hutan itu sendiri. Sektor kehutanan dan pendukungnya berkontribusi sebanyak 3 persen dari pertumbuhan ekonomi nasional. Penyerapan lapangan kerja di sektor ini mencapai 900 ribu hingga 1,2 juta orang per tahun. 

Selain itu Kemenhut terus memperluas akses agar masyarakat dapat memanfaatkan sumber daya hutan. Masyarakat bisa mengelola hutan dlaam bentuk Hutan Tanaman Rakyat (HTR), Hutan Kemasyarakatan (HKm) dan Hutan Desa (HD). Hasil tanam masyarakat bisa dimanfaatkan oleh industri kehutanan yang jumlahnya terus meningkat. 

Sampai dengan tahun 2013, jumlah industri primer hasil hutan kayu dengan produksi diatas 6000 m3 per tahun sebanyak 375 unit. Industri ini merepa tenaga kerja sebanyak 282.878 orang dengan nilai investasi sebesar Rp 54,9 triliun. Pengelolaan hutan juga bisa berupa usaha ekowisata dan jasa lingkungan seperti jasa tata air, keanekaragaman hayati dan penyimpan karbon. 

Sumber: republika.com

10 Negara Dengan Hutan Terluas Sedunia

Selasa, 11 Februari 2014

Rusia

Rusia atau secara resmi dikenal sebagai Federasi Rusia berbatasan langsung dengan Norwegia, Finlandia, Estonia, Latvia, Lithuania dan Polandia, Belarus, Ukraina, Georgia, Azerbaijan, Kazakhstan, China, Mongolia, dan Korea Utara. Negara yang beribukota di Moskow ini memiliki wilayah hutan seluas 7.762.602 kilometer persegi atau yang terbesar di dunia.

Brazil

Brasil adalah negara terbesar kelima di dunia, baik berdasarkan wilayah geografis dan jumlah penduduknya. Negara berjuluk negeri samba itu menduduki posisi kedua dalam daftar negara dengan hutan terluas di dunia. Luas wilayah hutan di Brasil bahkan mencapai 4.776.980 kilometer persegi.

Kanada

Kanada adalah negara terbesar kedua di dunia yang berbatasan langsung dengan Amerika. Negara pecahan es ini memiliki wilayah hutan mencapai seluas 3.101.340 kilometer persegi. Kanada menduduki posisi ketiga sebagai negara dengan wilayah hutan terluas di dunia.

USA

Amerika Serikat adalah negara terluas ketiga atau keempat di dunia, dan terbesar ketiga menurut jumlah penduduknya. Negara Paman Sam ini menduduki peringkat keempat dalam daftar negara dengan kawasan hutan terluas di dunia. Luas wilayah hutan di Amerika Serikat mencapai 3.030.890 kilometer persegi.

China

China adalah negara terpadat di dunia, dengan populasi mencapai lebih dari 1,35 miliar. Negeri tirai bambu menduduki peringkat kelima, setelah Amerika Serikat, dalam daftar negara dengan kawasan hutan terluas di dunia. Luas wilayah hutan China mencapai 1.821.000 kilometer persegi.

Australia

Australia adalah negara terbesar keenam di dunia. Luas daratan negara ini mencapai 7.692.024 kilometer persegi. Sementara itu, luas wilayah hutan Australia mencapai hingga 1.470.832 kilometer persegi. Ini berarti luas wilayah hutan Australia mencapai 19 persen dari luas wilayahnya.

Kongo

Kongo adalah sebuah negara yang terletak di Afrika Tengah. Negara ini berbatasan langsung dengan Gabon, Kamerun, Republik Afrika Tengah, dan Republik Demokratik Kongo. Wilayah Kongo sendiri didominasi oleh suku berbahasa Bantu. Dengan luas daratan mencapai 342.000 kilometer persegi, Kongo menempati posisi ketujuh dalam daftar sepuluh negara dengan kawasan hutan terluas di dunia. Luas hutan Kongo mencapai 1.219.326 kilometer persegi atau sekitar 52 persen dari luas wilayahnya.

Argentina

Argentina merupakan sebuah republik federal yang terletak di bagian tenggara Amerika Selatan. Dengan luas daratan mencapai 2.780.400 kilometer persegi, kawasan hutan Argentina terbentang seluas 945.336 kilometer persegi. Itu berarti luas hutan negeri tango mencakup 34 persen dari luas wilayahnya.

Indonesia

Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari sekitar 17.508 pulau. Luas daratan Indonesia mencapai 1.904.569 kilometer persegi. Sementara untuk luas hutannya, negara berbendera merah putih ini memiliki hutan seluas 884.950 kilometer persegi atau sekitar 46,46 persen dari luas wilayahnya.

India

Negara yang beribukota New Delhi ini merupakan sebuah negara di Asia Selatan. India adalah negara terbesar ketujuh berdasarkan luas wilayahnya dan menjadi negara kedua dengan penduduk terpadat di dunia, dengan populasi mencapai lebih dari 1,2 miliar orang. Luas hutan India mencapai 778.424 kilometer persegi atau sekitar 23,68 persen dari luas wilayahnya.

Itulah 10 negara yang mempunyai hutan terluas sedunia. Bagaimana menurut Anda?

Sumber: www.merdeka.com

Keanekaragaman Hayati

Minggu, 02 Februari 2014

Balitek KSDA (Samboja, 24/01/2014)-Tantangan konservasi akan semakin berat. Nampaknya konservasi akan berhasil hanya apabila menggunakan pendekatan yang realistis. Konservasi tidak boleh menjadi pemikiran yang menggantung di langit-langit, namun perlu menjadi gerakan bersama masyarakat yang terarah. Pemikiran akan memiliki daya gerak terhadap masyarakat luas jikalau dapat dipahami dan memiliki manfaat nyata.
Dengan demikian bahasa konservasi juga membutuhkan bahasa yang praktis dan populis. Dalam dialektika negatif juga dapat dikatakan bahwa masyarakat luas akan tergerak apabila dampak negatif dari mengabaikan konservasi akan berakibat langsung dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Kita tahu dan sadar alangkah beranekaragamnya makhluk hidup yang diciptakan oleh Sang Maha Kuasa dan "ditempatkan” di bumi Indonesia. Negara dengan megaragam kehidupan, negara super biodiversitas, negara megabiodiversitas adalah label yang melekat dengan indah. Ya, kita adalah negara spesial, salah satu negara dengan keanekaragaman hayati terbesar di dunia. Namun pertanyaan pentingnya adalah apa yang kita lakukan dengan potensi besarnya itu?
Keragaman hayati telah memberikan manfaat langsungnya kepada umat manusia dalam nilai yang teramat besar, apalagi dengan aneka manfaat tidak langsungnya. Tanpa kehidupan hayati lain, jelas manusia tidak akan bisa bertahan. Kebutuhan akan “sandang-pangan-papan” hampir seluruhnya hanya bisa terpenuhi dari keragaman hayati yang disediakan oleh alam.
Tahun 1997 sebuah tim pernah mencoba menghitung manfaat langsung yang diberikan ekosistem secara gratis pada manusia. Hasilnya paling tidak 33 triliun US$ telah dinikmati tanpa biaya, dan ini berarti lebih dua kali lipat pendapatan domestik bruto seluruh dunia. Dengan demikian, strategi yang jelas dan realistik disertai dengan gerak cepat implementasinya adalah langkah yang harus segera diambil, di tengah potret muram kepunahan jenis di atas ambang normal yang terus membayang.
Sumber: Swara Samboja

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Blog Fakultas Kehutanan Instiper Yogyakarta - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website
Proudly powered by Blogger